Jakarta, ibu kota negara Republik Indonesia yang konon katanya adalah kota paling “super” di Indonesia. Dan akhirnya saya berkenalan dengannya. “Lho, emang sebelumnya belum pernah ke Jakarta?“. Belum. *katrok ya? hehe. Ya, minggu lalu memang untuk pertama kalinya saya datang ke Jakarta. Ini kota kedua di luar pulau Bali yang saya kenal. Sebelumnya saya hanya pernah ke Surabaya dan tinggal disana selama 4 tahun untuk kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta.
Sebelumnya saya hanya pernah melihat wajah Jakarta dari media seperti televisi. Apa yang saya bayangkan tentang tentang Jakarta adalah macet, polusi, banjir, gedung-gedung tinggi, dan lainnya. Dari semua itu, jujur saja saya membayangkan kota Jakarta “tidak ramah” dan bahkan tidak enak untuk dikunjungi. Ini pula yang menyebabkan saya langsung merasa beban ketika mendengar bahwa saya diharuskan mendatangi kota ini. Tapi saya tidak memiliki pilihan lain.
Pimpinan menugaskan saya dan 4 orang rekan untuk mengikuti “Management Training LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik” di kantor LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”. Tentang apa itu LPSE, mungkin di lain tulisan saja saya jelaskan. Empat orang yang saya ikuti ke Jakarta merupakan senior-senior saya disini yang sudah berkali-kali ke Jakarta dengan berbagai urusan, jadi mereka tidak asing lagi dengan Jakarta. Tinggal saya sendiri yang belum pernah.
Ada beban pikiran yang teramat sangat sebelum saya berangkat ke Jakarta, berbagai hal membuat saya bimbang, tidak tenang dan tertekan. Bahkan beberapa hari sebelum berangkat, saya merasa sangat tidak nyaman, terus memikirkan tentang tugas ke Jakarta dan ingin hari itu cepat berlalu. Jika dipikir dengan jujur, ada beberapa hal yang membuat saya resah dan galau seperti itu.
Pertama, harus meninggalkan anak dan istri untuk beberapa hari. Mungkin terlihat sepele dan mudah bagi orang yang sudah terbiasa. Tapi bagi saya dan ini untuk pertama kalinya, terasa sulit. Ini untuk pertama kalinya saya harus meninggalkan putri saya yang masih berusia 2 tahun. Apalagi sejak beberapa waktu terakhir khususnya setelah tidak minum ASI dari ibunya, putri saya begitu lengket dengan saya.
Kedua, saya belum pernah ke Jakarta. Ketidaktahuan memunculkan rasa tidak nyaman bagi saya. Seperti apa perjalanan kesana, berapa lama perjalanan, tinggal dimana, apa yang harus saya kerjakan disana dan berbagai hal lainnya selalu muncul dalam pikiran saya. Ketiga, yang saya datangi ini kota Jakarta, tempat yang di benak saya sangat tidak nyaman. Pikiran ini muncul mungkin karena media seperti televisi memberi gambaran seperti itu kepada saya.
Keempat, posisi saya sebagai ketua LPSE (akhirnya posisi ketua LPSE diisi oleh senior saya). Jujur saja, saya sendiri sebelum mengikuti kegiatan pelatihan ini belum mengetahui apa itu LPSE. Dari seorang teman saya bli PandeBaik yang juga aktif dalam LPSE di Kabupaten Badung, saya mencoba menggali informasi, namun tetap saja belum mencukupi bagi saya. Posisi ketua membuat beban pikiran saya bertambah.
Itulah beberapa hal yang membuat saya menjadi galau. Namun syukurnya, semua tugas saya jalani dengan baik. Bahkan semua ketakutan saya terjawab dan ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Tugas selama 5 hari di Jakarta sudah saya jalani, saya pribadi pun merasa puas dengan apa yang sudah saya jalani. Dan, pada akhirnya saya berkenalan dengan Jakarta. Ada banyak hikmah, pengetahuan, pengalaman dan berbagai manfaat yang saya dapatkan dari tugas ini. Terima kasih, Tuhan.