Ya, Cecep adalah sebuah motor Yamaha Vixion yang mulai saat ini akan menjadi teman dalam setiap perjalanan saya. Saya memang merasa sangat membutuhkan dia untuk menemani saya mengarungi jalanan khususnya ketika bekerja. Sudah setahun saya bekerja di STP Nusa Dua Bali yang berjarak 27 km dari rumah. Itu artinya saya menempuh 54 km setiap hari.
Sebagian besar jalan yang saya lewati dalam perjalanan pulang pergi dari rumah ke kampus adalah jalan by pass yaitu jalan by pass Sunset Road dari ujung ke ujung dan jalan by pass Ngurah Rai dari simpang siur hingga Nusa Dua. Bejo, motor Yamaha Jupiter Z tahun 2005 yang saya gunakan selama ini rasanya sudah cukup lelah untuk menempuh semua itu. Untuk itulah saya membeli si Cecep.
Cecep saya dapatkan dari seseorang di pinggir jalan Gunung Agung di sebelah barat SMPN 2 Denpasar. Dia adalah pemilik pertama si Cecep, motor Yamaha Vixion yang dikeluarkan bulan 7 tahun 2008. Ketika saya membelinya Cecep sudah menempuh jarak 23 ribuan km, itu berarti rata-rata dia menempuh jarak sekitar 36 km per hari. Saya mendapatkan Cecep dengan harga lebih murah 4,5 juta dari yang baru.
Setelah resmi menjadi milik saya, Cecep saya bawa ke tukang cuci motor untuk dicuci. Kemudian semua stikernya saya tutup dengan hitam transparan, spionnya saya ganti dengan yang lebih kecil yang sebelumnya saya gunakan pada Bejo. Terakhir Cecep saya bawa ke bengkel untuk di service dan ganti oli serta di cek semuanya agar Cecep dalam keadaan siap tempur di jalanan.
Sebagai orang Bali, satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan. Orang tua saya membuatkan banten (sesajen) untuk Cecep agar Cecep dapat saya gunakan sebagai mana mestinya. Saya sebagai orang yang akan membawa Cecep sehari-hari juga ikut dalam upacara sederhana itu. Kata Ibu saya, agar jiwa Cecep menyatu dengan saya, agar Cecep sehati dengan saya. Entah sugesti atau apa, saya merasa Cecep senang dan sekarang sepenuhnya menjadi bagian dari diri saya.