Sejak hari Senin tanggal 15 Juli 2013 yang lalu, Nindi putri saya sudah mulai masuk sekolah yaitu playgroup. Kepada Nindi saya menyebutnya bukan playgroup tapi sekolah agar memudahkan dia mengerti karena dua kakak sepupunya kini sudah kelas 1 dan kelas 2 SD juga disebut sekolah. Nindi taunya dia sekarang sedang sekolah TK, padahal tahun depan kami baru berencana melanjutkan sekolahnya ke TK Kecil.
Kami memutuskan untuk mengikutkan dia playgroup karena ingin Nindi bisa bersosialisasi lebih awal dan mengenalkan dia pada dunia sekolah. Sebenarnya Nindi tidak ada masalah dalam hal beradaptasi dengan orang lain, tapi kami merasa kalau bisa akan lebih baik dia ikut playgroup sehingga di TK nanti lebih mudah. Selain itu, Nindi sendiri juga sudah tidak sabar ingin sekolah karena melihat kedua kakak sepupunya yang sudah sekolah. Nindi juga sepertinya merasa lebih senang karena merasa sudah “dewasa”.
Ada banyak perasaan yang bercampur aduk yang menyelimuti hati saya dan istri ketika Nindi mulai sekolah. Seminggu kemarin Nindi masih MOS, ya ternyata playgroup juga ada MOS. Hari pertama menggunakan pakaian bebas Nindi diantara oleh ibunya. Nindi katanya sangat senang dan lumayan berani sehingga dia masuk ikut masuk barisan dan bergabung dengan anak-anak yang lain. Sementara itu tidak sedikit anak yang masih harus didampingi orang tuanya, sedangkan Nindi hanya ditunggu dari jauh. Tapi di hari pertama ini kegiatan diadakan di sebuah balai di sebelah sekolah Nindi, karena ruangan aula sekolahnya masih dipakai kegiatan lain.
Hari kedua, karena istri saya ada tugas kantor yang tidak bisa ditinggalkan, terpaksa saya yang tidak masuk kerja demi mengantar Nindi. Sekarang giliran saya yang dag dug ser, ada sedikit rasa cemas di hati saya memikirkan apakah nanti Nindi mau anteng seperti hari pertama. Pagi hari saya berusaha menyiapkan beberapa hal agar mood Nindi dalam keadaan bagus. Saya membangunkannya dan mengajaknya mandi lebih awal. Yang membuat Nindi semangat karena di hari kedua ini Nindi akan menggunakan baju seragamnya. Nindi sempat sedikit sewot karena merasa roknya kepanjangan, dia bersikeras agar lututnya tidak tertutupi.
Untunglah saya berhasil mengalihkan perhatiannya. Saya tidak lupa mengajaknya sarapan karena jika belum makan Nindi pasti akan rewel dan bad mood. Pakaian, sepatu, rambut, minuman, semua sudah siap. Saya kemudian mengantarnya dan tiba 30 menit lebih awal, saya sengaja agar dia bisa bermain dulu sebelum masuk ke aula. Pukul 08.00 lonceng berbunyi, semua murid disuruh masuk dan berbaris ke aula. Nindi pun bergegas, saya dag dug ser apakah Nindi akan minta ditemani.
Dan syukurlah, Nindi mau masuk sendiri sementara saya hanya mengintip di pintu. Padahal banyak anak lain yang merengek minta ditemani orang tuanya. Bahkan tidak sedikit orang tua yang terpaksa ikut berbaris di sebelah anaknya di dalam aula. Acara dimulai, Ibu Guru mulai mengajak anak-anak berbaris, bernyanyi dan seterusnya. Dan saya masih harap-harap cemas, sekitar 30 menit saya terus mengintip dari pintu, dari jendela dan terus melihat gerak-gerik Nindi. Rupanya Nindi saya sekali tidak ingat saya dan mau terus memperhatikan gurunya, saya cukup tenang.
Saya pun duduk dan mencoba rileks. Beberapa menit kemudian, terdengar ada anak yang bernyanyi di depan, saya pikir ah jangan-jangan itu Nindi. Saya bergegas mengintip dan ternyata bukan. Tapi, Nindi juga ikut berdiri di depan bersama anak yang bernyanyi itu. Wah, apakah dia akan bernyanyi juga di depan puluhan anak lainnya (termasuk yang TK). Saya siapkan ponsel untuk merekamnya, dan ternyata Nindi mau bernyanyi juga.
Wah, perasaan saya benar-benar bahagia melihat Nindi bernyanyi, saya benar-benar tidak menyangka mentalnya sebagus itu. Walaupun suaranya masih kalah keras dengan temannya (kayaknya anak TK) yang tadi, mungkin karena Nindi jarang pegang microphone, tapi penampilan Nindi tadi membuat saya benar-benar bangga. Mungkin sepele bagi orang lain tapi rasa bahagia saya benar-benar meluap. Sekitar 1 jam di dalam aula, acaranya selesai juga. Nindi pun keluar setelah berbaris dan memberi salam kepada gurunya. Dia terlihat antusias dan minta minum. Wah, saya merasa seperti menyambut seorang juara, benar-benar bahagia.
Hari kedua selesai dengan sukses. Kami pun pulang dan Nindi terus bercerita tentang apa yang dia lakukan sepanjang jalan. Nindi juga minta agar besok bisa nyanyi lagi. Di rumah, kami melakukan sedikit trik. Kami mengajarkan dia agar ketika Ibu Guru menanyakan siapa yang mau bernyanyi agar Nindi mengangkat tangan dan berteriak “saya…!”. Trik ini berhasil.
Hari ketiga, keempat, kelima dan keenam berjalan lancar. Nindi selalu masuk tanpa ditemani saya ataupun ibunya. Dia juga setiap hari maju untuk bernyanyi. Beberapa anak yang lain juga tidak kalah berani dengan Nindi. Sampai pada hari Sabtu beberapa anak hampir rebutan ke depan untuk bernyanyi, termasuk Nindi tentunya 😀
Seminggu MOS sudah dijalani Nindi dengan baik. Sehari cuma 1 jam dan Nindi selalu ditunggui di sekolah walaupun hanya di luar ruangan, cukup baguslah dibanding Nindi minta ditemani seperti anak yang lain. Saya tidak terbayang kalau Nindi minta ditemani apalagi kalau dia sampai bad mood dan menangis. Syukurlah seminggu kemarin tidak sampai terjadi hal itu. Mungkin ini juga dipengaruhi dari bagaimana pola asuh sejak Nindi lahir.
Untuk anak yang lain yang belum berani, para orang tua sebenarnya tidak perlu cemas. Mungkin hanya perlu sedikit bersabar, sebenarnya masih wajar jika anak umur 3-4 tahun belum berani dilepas. Sembari bersabar mungkin juga perlu trik-trik sederhana menyiapkan anak sekolah. Misalnya menceritakan kepadanya tentang asiknya punya banyak teman di sekolah agar dia semangat dan antusias. Juga perlu disiapkan mood si anak agar tidak rewel sebelum berangkat sekolah. Jangan lupa juga agar si anak mendapat istirahat tidur yang cukup sebelum sekolah besoknya. Hal-hal ini mungkin terlihat remeh tapi bagi saya sangat penting untuk Nindi.
Bahkan dirumah beberapa kali saya mengajak Nindi bermain sekolah-sekolahan, ceritanya saya menjadi Bapak Guru dan Nindi menjadi murid. Saya membuat situasinya semirip mungkin dengan ketika dia di sekolah. Ini juga alasan saya terus mengintipnya ketika MOS. Jadi semacam melakukan gladi kegiatan di sekolah, hehe.
Hari ini (Senin, 22 Juli 2013) Nindi mulai masuk kelas. Kalau waktu MOS hanya 1 jam sehari selama 6 hari, mulai hari ini Nindi akan masuk selama 2 jam sehari dari Senin-Jumat. Saya tidak berharap banyak dan menargetkan sesuatu untuk Nindi. Intinya saya anggap dia bermain selama 2 jam, ya namanya juga kelompok bermain. Saya juga tidak memaksakan Nindi terus mengikuti playgroup ini, namun tetap berharap Nindi bisa sampai tamat tahun depan. Karena saya juga memikirkan kemungkinan terburuk yaitu bisa saja Nindi merasa bosan dan mogok sekolah, ya semoga saja tidak. Pokoknya, selama Nindi terus merasa antuasias dan semangat sekolah seperti sekarang maka playgroupnya jalan terus.
Kemudian untuk yang mengantar, karena Nindi masuk pukul 7.30 – 9.30 maka sehari-hari rencana ibunya yang mengantar, kebetulan searah dengan kantornya, kemudian dia akan ditunggui oleh kakeknya (ayah saya). Kami juga merencanakan agar Nindi terus ditunggui di sekolah, tentunya di luar ruangan atau di parkir. Maklum dengan umur 3 tahun 5 bulan saya belum yakin untuk meninggalkan Nindi di sekolah walaupun jarak rumah saya hanya 2 Km. Ke depannya kami akan lihat situasi dan perkembangan Nindi. Semoga saja Nindi terus berkembang.