Mengisi liburan Natal kemarin, saya dan istri memutuskan untuk melukat (membersihkan diri) ke Tirta Empul di Tampak Siring, Gianyar. Karena ibu saya dan kakak tidak bisa ikut, maka istri berinisiatif mengajak ibunya (mertua saya) dan adik ipar saya. Maka kemarin pukul 7.30 kami pun berangkat, padahal kami merencanakan berangkat pukul 6.00, tapi dasar jam karet semuanya terlambat bangun termasuk saya, hehe.
Ini bukanlah pertama kalinya saya melukat ke Tirta Empul, saya sudah beberapa kesana baik bersama keluarga maupun bersama teman-teman. Jalan menuju Tampak Siring juga sebenarnya tidak susah dicari, tetapi entah kenapa kemarin saya sempat tersesat, sungguh memalukan. Mungkin karena menyetir sambil melamun, dari patung Barong saya malah terus ke utara lewat Singapadu, Kedewatan, hingga tersadar setelah sampai di Payangan. Daripada kembali, terpaksa saya mencari-cari jalan ke timur yang menuju Tampak Siring. Akhirnya saya harus melewati desa Taro, Sebatu dan beberapa kali melewati jalan kecil yang cukup terjal hingga akhirnya tembus tepat dari barat Istana Presiden di Tampak Siring.
Beberapa bulan tidak pernah melukat, ternyata ada sesuatu yang berbeda di tempat melukat ini. Dulunya jika ingin melukat, pakaian ganti terpaksa kita letakkan begitu saja di bawah, terkesan kumuh dan semrawut, begitu juga tempat berganti pakaian yang masih kurang memadai. Saat ini di Tirta Empul telah disediakan loker untuk tempat menitipkan pakaian dan barang. Jangan khawatir tidak kebagian karena loker ini jumlah ratusan, jadi selain lebih rapi, barang-barang pun lebih aman. Sewa loker ini hanya 3000 rupiah, letakknya tepat di samping timur wantilan Tirta Empul. Cuma sayang, fasilitas kamar ganti sepertinya masih kurang, loker yang saya lihat jumlah lebih dari 600, tetapi hanya tersedia 4 kamar mandi yang dipergunakan sebagai toilet sekaligus kamar ganti.