Semua pasti sudah tahu kalau saat ini dunia dilanda demam piala dunia, termasuk Indonesia dimana mungkin sebagian besar penduduknya gemar dengan sepakbola, baik itu senang bermain sepakbola, senang menonton sepakbola bahkan yang senang taruhan hasil pertandingan sepakbola.
Di saat putaran final piala dunia telah dimulai, kita Indonesia hanya masih bisa duduk sebagai penonton. Entah kapan negara kita yang tercinta ini, Indonesia, akan ikut bertanding dan menjalani debut sebagai negara peserta piala dunia. Hingga saat ini kita masih sebagai penonton, padahal katanya kita ini termasuk salah negara terbesar di dunia. Namun jangan tanyakan bagaimana prestasi negara kita di tingkat dunia, di tingkat Asia saja kita bukan apa-apa di bidang sepakbola.
Saya yakin kita semua pasti ingin melihat pemain-pemain timnas Indonesia bermain di piala dunia. Namun saat ini semua itu masih sebatas keinginan dan mimpi. Kita belum siap dalam segala hal, sepertinya masih banyak yang harus dibenahi jika Indonesia ingin lolos ke putaran final piala dunia. Salah satunya adalah mental.
Mental kita harus kita perbaiki dulu, bukan hanya pemain, tapi juga penonton, official, wasit dan semuanya. Kita masih terbiasa menggunakan kekerasan macam tawuran untuk mengungkapkan kekesalan. Bahkan ketika tim kita menang pun kadang masih membuat keributan, apalagi jika menerima kekalahan. Kalau begini, bagaimana mau bermain di final piala dunia?
Selain itu, mungkin banyak lagi yang perlu dibenahi, seperti kesejahteraan pemain sepakbola, profesionalitas wasit dan official, manajemen PSSI, perhatian pemerintah dan lain-lainnya. Tapi mungkin semua itu sudah ada yang mengurus, sebagai warna negara yang baik kita hanya bisa berdoa dan mendukung timnas Indonesia agar suatu saat nanti bisa berlaga di putaran final piala dunia. Caranya?
Gampang, jangan bikin rusuh! Itu sudah lebih dari cukup. Rayakanlah kemenangan tim yang kita bela dengan elegan, tanpa kerusuhan dan tetap menghormati mereka yang kalah. Dan ketika kalah, terimalah dengan lapang dada, jangan selalu mencari-cari alasan dengan menyalahkan wasit apalagi sampai menggunakan kekerasan dan membuat kerusuhan baik di dalam maupun di luar stadion. Sudah bukan jamannya lagi kerusuhan semacam itu. Jika mental kita masih seperti itu, jangan berharap bisa melihat Indonesia masuk putaran final piala dunia, itu mimpi!!
***Ingin suatu saat ketika piala dunia, semua bendera Brasil, Jerman, Spanyol, Inggris, Belanda, Argentina, Portugal dan lainnya tidak lagi berkibar di tiang pinggir jalan raya, ketika itu semua orang di Indonesia mengibarkan sang saka Merah Putih!!
itu juga yang menjadi anganku karena ngenes aja ngeliat bendera negara lain dengan gagahnya berkibar di kampung ku. btw, kalau memaksakan kehendak dengan kekerasan sepertinya bukan hanya sepak bola aja deh. atau sepak bola yang jadi pionir terus yang lain (politik, unjuk rasa, pilkada dll) ngikut. :lol:
@sugeng,
padahal bangsa kita dikenal ramah dan cinta damai, tapi kok rusuh melulu ya
sayangnya indonesia tidak bisa masuk ke sana
tapi sampai kapan indonesia akan absen di pd
apa ratus jutaan jiwa gak ada yang mempunyai skill yang bagus
karena indonesia hanya kalah pada mental saja,
sebenarnya istim organisasi juga diperlukan
@Gus Ikhwan @ ulasan SEO,
banyak faktor, mari kita introspeksi diri
Hmm…, kalau Indonesia masuk piala dunia, jangan sampai warga istana negara dan senayan berjumbun ke ajang piala dunia untuk menonton dan menghabiskan uang rakyat dengan alasan mendukung. Gunakan saja uang sendiri.
*mode lagi kesel*
@Cahya,
wuih, pikirannya sampai ksana, tapi bener juga, akan butuh dana besar untuk mendukung itu..
@imadewira, kadung bawaannya pesimis terus sama politik negeri ini :D
Sepertinya Indonesia tidak punya bakat deh di bidang sepakbola. Daripada menghabiskan banyak dana untuk sesuatu yang sulit dicapai, lebih baik fokuskan saja (alokasikan dana lebih besar) pada cabang olahraga yang lebih kita kuasai. Contohnya bulutangkis :)
@iskandaria,
betul juga, sementara ini sebaiknya maksimalkan dulu bidang yang memiliki peluang besar
Saya akan sujud syukur :D wah tp kpn ya?
@Adi,
kapan-kapan, hehehe
nunggu indonesia punya pemimpin yang peduli dengan harga diri bangsa.
@kumpulan resep,
kapan ya?